Kamis, 10 Juli 2014

dia milik Allah, bukan milikmu







Sebut saja pemuda itu Cecep...

Seorang pemuda biasa saja, yang terpaut hatinya dengan pesona seorang wanita.


Dua tahun sudah  ia  mengamatinya. Sejak pertama kali bertemu dengan wanita itu, yang diingatnya hanyalah  dua hal.  Hari Selasa dan seorang wanita dengan jilbab lebar yang terjulur sampai menutupi punggung dan dadanya.

Mulai hari itu, keping-keping harapannya berserakan di alam pikirannya. Keping  harapan tentang pernikahan, tentang indahnya rumah tangga, tentang anak yang sholeh, dan tentang cerita masa indah di hari tua sebagaimana yang sering Cecep dengarkan dari pengajian-pengajian di pinggiran kota.