Kamis, 06 April 2017

Satu Sore di Tuban






Kota itu bernama Tuban. 

Beberapa hari lalu,  jejak kaki ini menghampiri kota yang berdiri kokoh di pantai utara jawa. "Bumi Para Wali" begitu kira-kira tulisan yang menghiasi hampir setiap sudut kotanya.



Suasana "bumi para wali" memang sangat dirasakan ketika saya dan seorang sahabat mencoba berkelana di pusat kota. 

Jantung kota ini berada di utara.  Hanya beberapa langkah dari alun-launnya,  kita akan mendapati pinggiran pantai membentang di utara jawa. Nadi kota Tuban dihiasi oleh masjid Raya yang menawan dengan pernak penik khas ala Timur Tengah. Di sebelahnya, terdapat makam salah satu wali kenamaan  yang selalu menjadi icon, Sunan Bonang.

Ratusan bahkan ribuan orang berduyun duyun datang dari tempat nun jauh di sana ke makam itu. Ada yang hendak berdoa, menyampaikan hajat, minta petunjuk, minta jodoh, mengangkat penyakit, sholat berjamaah, sholawatan, bahkan ada yang mencari berkah atau hanya sekedar foto-foto.

Ini adalah tentang tradisi, ini adalah penghormatan kepada wali dan ulama, ini adalah usaha  mencari berkah, dan ini adalah amaliah  kami... , begitulah kira-kira, katanya.

Di tempat saya dahulu, tak ada yang seperti itu. Fenomena ini memang sudah saya dengar sewaktu saya masih di tanah kelahiran. Di jakarta,  acara  semacam ini  juga sudah sering saya dengar , sebut saja di makam Mbah Priok atau Mbah Kwitang. Tapi terus terang, baru di Tuban ini saya lihat secara  langsung.

Saya tak ambil pusing, karena lain ladang lain belalang, lain lubuk maka lain pula ikannya.

Yang bikin saya pusing justeru sore itu ketika saya bersama sahabat hendak menikmati pantai Tuban, yang ternyata tak senikmat yang dibayangkan.

Pantainya kotor, putihnya hamparan pasir yang ada di benak pikiran sekejap hilang, karna realita di depan mata  hanyalah hamparan pasir kwarsa yang berwarna abu-abu...

Tapi apapun itu, Tuhan selalu punya cara agar bibir kita senantiasa berucap "subhanallah".

Meski hamparan pasirnya tidak seindah yang dibayangkan, cahaya Matahari sore selalu menyajikan  pemandangan indah yang membawa ketenangan, apalagi berbaur dengan hamparan pantai, semilir angin sore, dan deru ombak laut yang saling bersahutan.

Dan saya adalah penggemar beratnya. ...

Saya adalah penikmat metahari di kala senja, apalagi ditambah dengan secangkir kopi hangat...














Saat itu hari Sabtu, 1 April 2017,...dan sore hari di Kota Tuban, sungguh sangat menawan...




...


Tidak ada komentar :

Posting Komentar