Kamis, 20 Mei 2010

SANDIWARA LANGIT

Sandiwara Langit , oleh Ustadz Abu Umar Basyier, Lc
  
Sandiwara Langit, sebuah novel islami yang mulai booming  pasca Islamic  Book Fair (IBF) sukses memikat hati banyak tholabul ilmi termasuk mereka2 yang tadinya kurang doyan membaca novel.

Berbeda dengan novel islami yg telah muncul seperti KCB, AAC, atau  "kompetitornya" di IBF yaitu Bumi Cinta,  Sandiwara Langit menyajikan kisah cinta penuh hikmah yang diangkat dari kehidupan NYATA dua orang anak manusia yang selalu dekat dengan Rabb-nya...

Kisah kehidupan manusia yang begitu berliku, banyak ujian dan hikmah layaknya seduah drama sinetron bahkan lebih hebat lagi, seperti sandiwara yang dibuat-buat dan disetting karena begitu berat ujian dan begitu besar kesabaran manusia dlm menghadapi peristiwa yang mengiringi hidupnya.....




Itulah mengapa buku ini diberi nama Sandiwara Langit, peristiwa yang terjadi bak sebuah sandiwara yang diatur sedemikian rupa, tapi sang "Sang Pengatur"-nya berada di atas langit, Allah Robbul A'lamin.

Perbedaan kedua yang menjadi keunggulan lain buku ini adalah penulisnya, Ustadz Abu Umar Basyier, Lc, menyisipkan pembahasan fiqh atas beberapa peristiwa dan kejadian dlm perjalanan hidup kedua anak manusia tersebut yang memang butuh penjelasan dari kacamata syariat.


Inilah kekuatan utama buku ini, kisah yang disajikan nyata terjadi dan sarat dengan ilmu, hikmah, motivasi serta renungan akan kehidupan... insyaAllah

Bercerita tentang dua orang manusia shaleh (insyaAlloh_red), dalam menjalani biduk rumah tangga yang berliku dan penuh uji. Adalah Rizqaan seorang pemuda shaleh yang tumbuh dengan segala keterbatasan materi kedua orang tuanya, mencoba menempuh separuh agama karena takut terjerumus di limbah zina. Sadar dan khawatir akan dosa yang begitu kuat mengoda, pemuda ini menyegerakan menikah pada usia yg masih belia untuk masyarakat kita umumnya.

Siapa yang dipilih? seorang gadis shalehah bernama Halimah. Anak pengusaha kaya raya. Berhijab syar'i sejak duduk di bangku kelas 6 SD atas kemauannya sendiri, wanita shalehah ini bersedia menjadi pendamping hidup sang pemuda shaleh..

Sekedar renungan buat kita:

"....sedangkan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik juga diperuntukkan bagi perempuan-perempuan yang baik….” (QS.24:26)"

Seorang pemuda miskin hendak menikahi anak pengusaha. Sebenarnya dari bagian ini saja, kisah ini sudah mampu menunjukan "sentilan-sentilan" yang Allah ujikan kepada kedua orang tersebut, dari bagian ini juga perjuangan seorang Rizqaan dengan penuh kesabaran dan kemauan yang kuat dimulai.

"Sepuluh tahun setelah pernikahan, Rizqaan harus sudah menjadi orang sukses (kaya raya maksudnya)". Inilah syarat yang harus dipenuhi Rizqaan untuk bisa menikahi Halimah. Syarat pun diterima, dan Rizqaan memenuhi separuh agamanya dengan wanita shalehah pilihannya tersebut.

Syarat pernikahan tersebut memacu Rizqaan untuk berusaha menjadi orang yang sukses, tapi Rizqaan tak pernah lupa pada agamanya. Kerasnya hidup dijalani oleh keduanya dengan penuh kesabaran dan kerja keras. Mengarungi hari-hari bahagia penuh berkah, usaha Rizqaan pun membuahkan hasil. Ia menjadi orang sukses.

Kebahagiaan itu dirasakan begitu indah sampai terjadi musibah yang memilukan. Rumah dan tempat usaha Rizqaan musnah akibat kebakaran hebat. Usahnya yang dibangun selama hampir 10 tahun sirna dalam sekejap. Lebih menyakitkan lagi adalah wafatnya ayahanda Rizqaan dan ibunya harus dirawat dirumah sakit. Kapan peristiwa ini terjadi? dua hari menjelang "jatuh tempo" perjanjian Rizqaan dengan mertuanya.

Hari tersebut akhirnya tiba, ketika Rizqaan bersama Halimah dan Ibu mertuanya (ibunda Halimah) sibuk merawat ibunya yang terbujur di tempat tidur rumah sakit, Bapak mertuanya tanpa rasa iba memanggil Rizqaan untuk menagih janjinya. Ya, menceraikan Halimah saat itu juga  karena Rizqaan dinilai gagal memenuhi janjinya, Rizqaan telah bangkrut sebelum genap 10 tahun perjanjian mereka.

Di kamar rumah sakit itulah meski terkejut, pedih, dan teramat menyakitkan, lelaki ini dengan penuh kesabaran segera menepati janjinya. Tak perlu diceritakan bagaimana perasaan Rizqaan saat itu, karena pembaca sudah bisa membayangkan keadaan yg dialaminya.

Setelah rumah dan usahanya hancur, ayahnya meninggal, ibunya dirawat sakit, kini dirinya harus merelakan sang istri tercinta. Di sini lah klimaksnya, suasana haru penuh air mata yang digambarkan begitu apik oleh penulisnya....

“Halimah istriku……..” ujar Rizqaan, dengan napas tercekat.
“Ya, abuya.” Balas Halimah,
“Di hadapan Allah. Atas Dasar ketaatan kita kepada-Nya.....
Dengan harapan Allah akan memperjumpakan kita di Surga kelak dalam sejuta keindahan yang melebihi segala yang pernah kita rasakan berdua......
Atas dasar cinta kasih kita yang suci.......
Atas dasar kepedihan hati yang mendalam, yang hanya Allah yang mengatahuinya......
..........SAYA MENALAQMU ADINDA.”

Itulah sedikit review dari Novel Sandiwara Langit, masih bertabur penggalan cerita dalm novel ini yang begitu banyak menyajikan hikmah yang patut dijadikan renungan. Percaya tak percaya, atau setengah percaya... KISAH INI NYATA

Sebuah pelajaran bahwa tidak ada yang "kebetulan" di sisi Alloh Aza wa Jalla.... dan tidak ada yg tak mungkin atas takdir Alloh...wallohu a'lam

2 komentar :

  1. Assalamualaikum
    wah, jadi pengen baca bukunya nih...
    ga sabar...

    BalasHapus
  2. waaliakum salam..

    ya, buruan baca.. insyaAlloh bermanfaat..

    BalasHapus