Rabu, 04 Februari 2015

Empat Perkara ...





Dunia selalu penuh dengan kenikmatan.

Kilau dunia begitu dasyat, sampai-sampai  tetangganya "sang Akhirat" menjadi terlihat tak berarti dihadapannya..

Dunia selalu membawa sejuta angan, kehidupan dunia seakan menjadi sebuah puncak   kebahagiaan.

Sedang "cinta" selalu mendekat kearahnya.

Tak ada aral dan rintang yang berarti, maka atas nama angan dan kesenangan, cinta akan berjodoh dengan dunia hingga jadilah keduanya melebur dalam satu nama...........  Cinta Dunia.

indah bukan?
Benarkah sedemikian indah?...



Renungilah kawan.......

Dunia tidaklah seindah yang kita bayangkan.

Rosululloh mengambarkan dunia tak lebih seperti seekor bangkai kambing yang cacat..

simak dialog Rosulullah dengan para sahabatnya berikut..

Rasulullah pernah melewati sebuah pasar dan para sahabat berada di sekelilingnya. Beliau mendapati bangkai seekor kambing yang kecil telinganya, lantas beliau angkat batang telinga bangkai kambing tersebut seraya berkata;

"siapakah diantara kalian yang mau membeli kambing ini dengan satu dirham?"

Para sahabat menjawab;

“kami tidak suka sama sekali, apa yang bisa kami perbuat dari seekor bangkai kambing?"

Rasulullah menjawab:

"bagaimana jika kambing itu untuk kalian.."

Para sahabat menjawab:

"demi Alloh, apabila kambing itu masih hidup kami tetap tidak mau karena dia telah cacat, bagaimana lagi jika sudah menjadi bangkai!”


Rasulullah akhirnya bersabda:

Demi Alloh, dunia itu lebih hina disisi Alloh daripada seekor bangkai kambing ini bagi kalian.


(HR.Muslim: 2957).
 
Dunia yang  indah di mata kita ternyata lebih hina dari bangkai seekor kambing cacat di sisi Alloh Robbul A'lamin.


Lalu bagaiman sikap kita?


Dari Muhammad Ibn Abī ‘Imrān, ia mendengar Hātim al-Ashamm ditanya oleh seseorang,:

“Di atas apa engkau membangun segala urusanmu dalam hal tawakkal kepada Allah?”

kemudian Hātim menjawab,

“Di atas empat perkara. yaitu:
  1.  Aku tahu rizkiku tidak akan dimakan oleh selainku, karena itu jiwaku pun tentram.
  2. Aku tahu amalanku tidak akan dilakukan oleh selainku, karena itu aku pun tersibukkan dengannya.
  3.  Aku tahu kematian akan mendatangiku secara tiba-tiba, karena itu aku pun bersegera untuk itu.
  4. Aku tahu bahwa aku tidak akan pernah terlepas dari penglihatan Allah di mana pun aku berada, karena itu aku malu kepada-Nya.”

[Shifah ash-Shafwah, IV/161. Lihat pula ad-Dun-yā Zhill Zā-il, hal. 21]


 Rizkimu... tidak akan berpindah...

amalmu adalah apa yang engkau usahakan...

kematian adalah kepastian...

dan Allah selalu melihatmu....

 ingat lah kawan...

  hidup adalah singkat 

sedang kehidupan akhirat adalah kekal... 

dan semua akan dihisab..





Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Alah mengumpulkan mereka,
(di hari itu mereka merasakan ) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia), kecuali hanya sesaat saja di siang hari (di waktu itu) mereka saling berkenalan.
Sesungguhnya rigulah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat pentunjuk”.

(Yunus : 45)

semoga menjadi nasehat buat saya dan buat kita semua... amiin



Tidak ada komentar :

Posting Komentar