Sebut saja pemuda itu Cecep...
Seorang pemuda biasa saja, yang terpaut hatinya dengan pesona seorang wanita.
Dua tahun sudah ia mengamatinya. Sejak pertama kali bertemu dengan wanita itu, yang diingatnya hanyalah dua hal. Hari Selasa dan seorang wanita dengan jilbab lebar yang terjulur sampai menutupi punggung dan dadanya.
Seorang pemuda biasa saja, yang terpaut hatinya dengan pesona seorang wanita.
Dua tahun sudah ia mengamatinya. Sejak pertama kali bertemu dengan wanita itu, yang diingatnya hanyalah dua hal. Hari Selasa dan seorang wanita dengan jilbab lebar yang terjulur sampai menutupi punggung dan dadanya.
Mulai hari itu, keping-keping
harapannya berserakan di alam pikirannya. Keping harapan tentang pernikahan, tentang indahnya rumah tangga, tentang anak yang
sholeh, dan tentang cerita masa indah di hari tua sebagaimana yang sering Cecep dengarkan dari pengajian-pengajian di pinggiran kota.